Diskusi Tentang Pembajakan Buku dan Upaya Komunitas Penerbitan dan Penulis

Share:

Listens: 0

Coming Home with Leila Chudori

Arts


Tengoklah market place. Dan perhatikan novel-novel yang Anda ingin beli ternyata berharga sangat murah sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu, meski harga resmi di toko buku atau toko buku online resmi novel tersebut berharga Rp 80 ribu. Buku-buku yang berpenampilan buruk karena isinya adalah hasil fotokopi dengan sampul wajah yang hasil fotokopi warna adalah hasil bajakan. Dan percayakah Anda bahwa pembajakan di Indonesia sudah seperti industri hingga para pelakunya sudah sampai hidup makmur kaya raya dan bisa membeli beberapa rumah? Tak percaya? Coba tengok kisah bagaimana polisi menangkap pembajak buku di sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Tetapi ini bukan saja soal ekonomi, industri pembajakan buku ini menunjukkan betapa kita masih jauh dari peradaban di mana hak cipta seharusnya dihargai sebagai sesuatu yang melekat pada pencipta. Membajak atau membeli benda bajakan artinya Anda ikut mencuri hak ekonomi penulis, penerbit, ilustrator dan seluruh tim yang bekerja untuk buku yang anda beli. Dan ini penyakit ganas yang menyerupai kanker di dalam kehidupan perbukuan Indonesia. Kali ini podcast “Coming Home with Leila Chudori” musim tayang 7 akan membahas masalah pembajakan dan bagaimana para penerbit mencoba untuk menghadapinya. Dua narasumber podcast kali ini adalah Wandi Brata, Direktur grup penerbitan Gramedia dan Haidar Bagir, Direktur Utama Mizan Grup. Mereka memberikan banyak informasi baru yang mencengangkan dari dunia buku bajakan yang sayangnya belum menjadi perhatian penting bagi pemerintah.