In Contemplation with Robertus Robet

Share:

Listens: 0

Coming Home with Leila Chudori

Arts


“Malam itu A tidak bisa tidur. Di depannya selalu kelihatan bayangan-bayangan mayat bergelimpangan. Beratus ribu mayat bergelimpangan. Beratus ribu mayat……” Demikian Gerson Poyk memulai cerita pendek “Perempuan dan Anak-anaknya” . Buku antologi cerpen ini terdiri dari  12 cerpen yang pernah terbit di majalah Horison  dan Sastra pada 1966-1970. Para penulisnya antara lain adalah  Gerson Pork,  Satyagraha Hoerip, Umar Kayam, Martin Aleida dan Ki Panji Kusmin. Ada persamaan cara berpikir para penulis di dalam cerpen-cerpen ini, misalnya rasa bersalah karena ikut menyiksa korban; atau ada juga kisah seorang putri priyayi cerdas yang akhirnya hilang tak ketahuan rimbanya di tahun 1965; ada kebimbangan seorang tokoh karena harus meyerahkan iparnya sendiri pada para pembantai. Antologi yang disunting oleh Yoseph Yapi Taum dan Antonius Sumarwan ,SJ diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia untuk  memperlihatkan bagaimana cara berpikir para penulis di masanya. Episode awal dari musim tayang ke 7 podcast Coming Home with Leila Chudori kali ini  mengundang  Robertus Robet, dosen Universitas Negeri Jakarta untuk membahas : apa benang merah dari 12 cerpen ini selain bertema tragedi 1965; apa yang disebut dengan ‘histeria kekerasan’ dan mengapa penulis di masanya mempunyai psikologi yang berbeda dengan para penulis generasi berikutnya.