Semusim Cinta 4. Inspring Women: Allah di Hati, Semangat Mengaji, Berjuang untuk Berbagi

Share:

Listens: 0

SEMUSIM CINTA 4 Rumaisa Korsel

Religion & Spirituality


Semusim Cinta 4, agenda tahunan majelis ilmu yang diadakan oleh Rumaisa Korsel sekaligus ajang kumpul akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan. Tahun 2019 ini sukses di gelar di Masjid Al-Fatah Busan dengan menghadirkan dua tokoh wanita inspiratif tanah air yaitu Ustadzah Wirianingsih (aktivis dakwah dan ibu dari 10 anak penghafal Al-Qur'an )dan Dewi Sandra (artis, entrepeneur, inspirator hijrah). Sesi 1 - Ustadzah Wirianingsih membahas pentingnya ilmu dan ajakan untuk semangat terus mencari ilmu.     Allah Maha Tahu tentang kita. Setiap kita punya nafsu, melakukan sesuatu dan ingin mendapat sesuatu seperti ingin mendapat gelar setelah berlelah sekolah. Ada sesuatu yang ingin dicapai, tak dipungkiri pasti ada kepuasan-kepuasan duniawi yang kita ingin raih. Hal ini tidak dilarang kecuali apabila melanggar batas. Kecenderungan kita mendapat sesuatu tanpa batas lalu dipagari oleh Allah yang dikenal dengan syariat islam. Bagaimana agar tidak melampaui batas? ilmu !. Tradisi belajar dalam islam ada referensi (sumber) terutama Al-Qur'an dan hadist. Namun, belajar tidak dari referensi dengan pemahaman sendiri menjadikan kita sesat. Maka selain referensi, penting bertatap muka dengan guru/ ulama (tentu yang bersanad). Yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling berpahala. Urusan dunia (pekerjaan, kewajiban menjadi istri dan ibu, dll) tetap dilaksanakan. namun jadikan urusan dunia ini apapun menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas diri kita sebagai hamba Allah. Ilmuwan yang bukan menghancurkan kehidupan manusia, dokter yang membangun rasa kemanusiaan, advokat/ pengacara pembela yang benar, diplomat untuk kebaikan harkat martabat bangsa. Tujuannya bermuara satu, kehidupan akhirat yang lebih baik.  “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok." Sesi 2 - Jalan Hijrah Dewi Sandra Beliau  sebelum Hijrah merasakan banyak kemudahan duniawi, kekayaan, karir, dll namun merasa hampa hingga satu persatu diambil lagi oleh Allah SWT. Kegagalan pertama belum membuatnya sadar dan masih menjalani hidup dengan caranya sendiri #mylifemyrules hingga merasakan kegagalan kembali. Dewi Sandra sadar manusia adalah makhluk spiritual. Spirit ini harus diisi dengan ilmu agar menyala dan membawa diri kepada kebaikan (hijrah). Tanpa ilmu sebagai fondasi tentu akan gagal.  Beliau mulai mencari 'rules-nya Allah' itu seperti apa dan bagaimana. Beliau mulai memperbaiki sesuai aturan Allah, memperbaiki sholat, hubungan dengan Al-Qur'an, memperbaiki pemahaman terhadap ilmu agama, mencoba mencari guru. Disaat itulah Allah kemudian memberi jalan satu persatu.  Ketika merasa mulai futur, malas, mood swing, kewalahan banyak tugas dunia kembalikan lagi  Apa prioritas seorang manusia? Saya diciptakan untuk apa? Menjalani dengan cara apa? Akan kembali kemana? jikalah tidak ada ilmu, sudah pasti kita tak paham dan pasti gagal.  --- Bagaimana Ustadzah Wirianingsih mendidik anak-anaknya menjadi hafidz? Bagaimana Dewi Sandra tetap istiqomah dengan bidang yang ia geluti saat ini ? temukan lebih banyak di rekaman SEMUSIM CINTA 4 "Allah di Hati, Semangat Mengaji, Berjuang untuk Berbagi"