In Contemplation with Atnike Sigiro

Share:

Listens: 0

Coming Home with Leila Chudori

Arts


“Kau baru berusia empat tahun, ketika di rumah itu, aku padam secara tak terduga. Padahal, usiaku sudah sepuluh tahun.” Demikian Muna Masyari memulai ucapan Damar Kambang, sang lilin yang berupaya menerangi kegelapan. Novel "Damar Kambang" setebal 196 halaman ini berupaya menyingkap  tradisi pernikahan Madura, di mana harkat dan martabat dijunjung tinggi melebihi segalanya. Cebbhing, gadis 14 tahun dari Desa Karang Penang, menjadi tumbal tradisi pernikahan itu. la terjebak dalam pergulatan hidup yang disebabkan oleh keputusan-keputusan orangtuanya. Cebbhing kemudian tak ubahnya seperti medan karapan sapi, tempat berbagai kekuatan magis saling bertarung dan berbenturan. "Dalam perkembangan sastra mutakhir, Muna Masyari adalah sebuah meteor yang datang tanpa diduga, sekonyong-konyong muncul dengan sinar yang memukau,” demikian komentar sastrawan Budi Darma. Kali ini, program podcast “Coming Home with Leila Chudori” mengundang aktivis perempuan dan Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan Atnike Sigiro untuk membahas posisi perempuan dan posisi anak di dalam novel ini dan juga dalam kehidupan nyata di Indonesia. Jangan lupa, selain pembahasan novel karya Muna Masyari, ada dua rekomendasi buku kumpulan puisi di podcast ini, yaitu karya Garin Nugroho dan Felix K.Nesi.  Selamat mendengarkan perbincangan dan rekomendasi kami.